Pecandu Narkoba |
PARE, 05/02/12. Anda suka menjadikan pesawat terbang sebagai salah satu pilihan alat transportasi? Bagi anda penikmat transportasi udara, agaknya harus berhati-hati dalam memilih perusahaan maskapai udara. Terutama yang sering diberitakan mengalami kecelakaan, baik yang ringan hingga menyisakan korban nyawa manusia yang tak bernilai harganya.
Kamis lalu saya mengantar teman yang akan balik ke Jakarta menggunakan pesawat terbang dari Bandara Juanda Surabaya. Berita duka kematian sang ayah yang memaksanya pulang di sela liburannya di Kampung Bahasa Pare. Pagi ini, Ahad tepatnya pukul 09.30 WIB saya membeli sebuah koran nasional yang berpusat di ibukota provinsi Jawa Timur. Saya cukup kaget ternyata headline koran tersebut adalah berita tentang seorang pilot maskapai udara yang tertangkap nyabu di kamar hotel. Dan ternyata pilot itu bekerja di maskapai yang pesawatnya digunakan teman saya Kamis lalu. Bersyukur tidak terjadi hal buruk terhadap teman saya.
Pilot berinisial SS merupakan orang lama di maskapai tempatnya bekerja. Menurut penuturan sang direktur, ia sudah bekerja selama tujuh tahun. Untuk jam terbang diperkirakan sudah mencapai lebih dari 10 ribu. Wow sebuah pencapain fantastis dan pastinya sudah matang pengalaman. Berita penangkapannya cukup mengejutkan sesama koleganya.
Penangkapan sang kapten pilot dilakukan melalui pengembangan dari penangkapan sesama pilot berinisial HA di ibukota Sulawesi Selatan pada 10 Januari lalu. Berdasarkan pengakuan HA, ada juga rekan-rekannya sesama pilot yang menjadi pengguna narkoba termasuk SS. Saat menginap di sebuah hotel, SS tertangkap basah tengah menggelar pesta narkoba bersama rekan-rekannya oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Petugas menggerebek mereka. Hasil tes urine menyimpulkan bahwa hanya SS yang positif mengonsumsi narkoba berjenis sabu-sabu. SS mengaku masih ada temannya sesama pilot yang juga menjadi pecandu narkoba.
Masih ingat kan kecelakaan tragis di Tugu Tani? Akibat sang pengendara sedang "fly" karena mengonsumi barang haram, membuat banyak nyawa melayang dan menjadi pusat perhatian bangsa Indonesia. Dapat dibayangkan bahaya pengguna narkoba yang mengendarai mobil, bagaimana dengan pilot pesawat? Berapa banyak korban dan kerugian yang akan ditimbulkan?
Menurut Ketua Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Timur Kombespol Jan De Fretes sebagaimana dikutip dari Jawa Pos edisi Ahad, 5 Februari 2012, orang yang mengonsumsi sabu-sabu akan mengalami disorientasi ruang dan waktu serta mispersepsi panca indra. Misalnya saat hendak landing, pilot bisa mengira bahwa jarak aman untuk landing sudah tercukupi padahal masih jauh dari landasan. Akibatnya, pesawat bisa saja tergelincir, bahkan mengalami kecelakaan, jika kesadaran pilot tidak segera pulih.
BNN harus mengambil tindakan tegas. Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Udara melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap para pilot "nakal". Dibutuhkan aturan yang tegas bahkan hingga pemberhentian secara tidak terhormat bagi mereka yang terbukti sebagai pengguna narkoba. Saya sendiri yakin, SS tidak sendirian. Sebagaimana penuturannya, masih ada kawan-kawannya sesama pilot yang menjadi pengguna barang haram tersebut.
Semoga berita ini tidak menjadikan masyarakat takut menggunakan transportasi udara. Di saat bangsa ini banyak diterpa musibah kecelakaan pesawat beberapa tahun belakangan ini, para pengusaha maskapai penerbangan harus berani ambil tindakan untuk merubah "image" buruk transportasi udara di Indonesia. Begitu pula pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan sebagai regulator harus melakukan pengawasan yang terukur, terarah, dan terencana. Kita pun ikut berpastisipasi mengawasi para pilot yang nakal.
Bagi anda para pilot yang terhormat. Jauhilah narkoba dan bekerjalah secara profesional. Di tangan anda tergenggam amanat mengantar penumpang dengan lancar dan selamat. Mungkin sebagian orang kurang peduli dengan profesi anda,namun anda memiliki tanggung jawab yang mulia. (Hidayatulloh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar