Pages

Minggu, 25 Maret 2012

Kenapa Harus Ke Pare?


Siang hari di lesehan Bamboo Ina yang terletak depan Aula Insan Cita terjadi percakapan antara mahasiswa dan dosen. “Apa rencana kamu setelah lulus kuliah?”, tanya bu dosen. “Belajar bahasa Inggris di Pare”, jawabnya. Dosen peraih doktor dari Uthrech University ini merasa asing dengan nama Pare. Mahasiswa tersebut lalu menjelaskan sekilas informasi tentang tempat yang dijuluki Kampung Inggris tersebut. Ibu dosen kemudian bertanya lagi: “Kenapa harus belajar bahasa Inggris ke sana?”. Ia lalu tidak mampu memberikan alasan yang memuaskan bagi dosennya.  

Dua pekan kemudian, ia berkunjung ke rumah Wakil Dekan yang terletak 2 km dari kampus. Tujuannya silaturahmi dan pamit sebelum ia berangkat ke Pare. Seperti biasanya antara guru dan murid, ia meminta doa dan restu, semoga mimpinya melanjutkan studi tercapai. Di sela obrolan mereka, ada pertanyaan terucap dari lisan sang Wakil Dekan. “Apakah kamu harus ke Pare untuk belajar bahasa Inggris?”, tanya beliau. Ia pun menjawab dengan tujuh puluh persen ada keraguan dihatinya. 


Akhirnya ia berangkat. Dengan bantuan temannya semasa kuliah, ia lalu memilih tempat kursus yang berdinding bambu dan beratapkan seng. Sedangkan untuk tempat tinggal, salah satu asrama terbaik menjadi pilihannya. Setelah enam puluh hari berlalu, ia akhirnya mampu menemukan jawaban yang menurutnya tepat sebagai alasan datang ke kampung pusat belajar bahasa Inggris yang dicetus oleh Mr. Kalend. 

Pertama, Pare memiliki daya tarik bagi yang haus belajar atau pun bahkan tidak menemukan kepuasan belajar di bangku sekolah formal. Terdapat puluhan lembaga kursus berkualitas yang menyelenggarakan kelas bahasa Inggris dengan metode dan ciri khas masing-masing.

Kedua, pelajar dapat memilih program sesuai dengan kebutuhannya. Setiap tempat kursus memiliki kompetensi bidang berbeda, ada speaking, grammar, pronouncation, writing, TOEFL, IELTS, dan seterusnya. Namun banyak pula, tempat kursus yang menyediakan semua pilihan tersebut di lembaganya. 

Ketiga, bagi yang tidak memiliki waktu panjang atau sekadar mengisi liburan, belajar di Pare menjadi salah satu alternatif. Calon pelajar dapat memilih kelas untuk program satu bulan atau dua pekan. Bahkan ada tempat kursus yang membuka program satu pekan, meskipun agak ganjil belajar bahasa asing apakah cukup dalam tujuh hari.

Keempat, intensivitas belajar bahasa asing terjadi disini. Bagaimana tidak, senin hingga sabtu kita belajar di kelas. Selain itu setiap orang dapat mengikuti lebih dari satu kelas atau tempat kursus dalam satu periode belajar. Semakin banyak waktu yang dimanfaatkan untuk belajar, semakin meningkat kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki.

Kelima, keikhlasan pengajar. Mereka sangat low profile. Dengan biaya kursus terjangkau, mereka tetap profesional mentransfer ilmunya ke para peserta kursus. Mereka tidak peduli dengan latar belakang pelajar di kelas, entah ia pengusaha, dosen, guru, mahasiswa, atau pun lulusan sekolah menengah atas. Semuanya dilayani dengan tulus. Bahkan di asrama, ada pembimbing yang siap 24/7 membantu kesulitan belajar.

Keenam, lingkungan aman dan nyaman. Suasana pedesaan yang asri plus masyarakat yang santun menjadikan Pare sebagai destinasi pendidikan layak diacungi jempol. Alam dan penduduknya selalu memberikan sambutan hangat bagi pendatang yang menjadikan tempat ini sebagai wasilah untuk menggapai mimpi mereka.

Ketujuh, biaya hidup terjangkau. Kebutuhan hidup dan tempat tinggal adalah primer bagi pelajar. Harga makanan dan biaya kos/asrama lumayan tidak mahal. Asal mampu mengatur pola pengeluaran, maka siapapun yang memiliki anggaran terbatas dapat hidup tenang disini.

Kedelapan, sangat tepat bagi yang memiliki pola belajar self study. Bagi pelajar pemiliki model belajar seperti ini akan kesulitan ketika ia bertempat tinggal di kota dengan suasana bising dan polusi. Oleh karenanya, tempat seperti Pare sangat cocok bagi yang senang review materi dengan suasana tenang.       

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar